Kamis, 21 Agustus 2008

Rabu, 20 Agustus 2008

Selasa, 19 Agustus 2008

Senin, 18 Agustus 2008

Visi Indonesia 2030

Oleh: H. Susilo Bambang Yudhoyono 
Presiden Republik Indonesia 



Terus terang saya harus mengatakan, bangsa Indonesia barangkali tidak akan memiliki masa depan yang cerah kalau kita kering dalam cita-cita dan idealisme. Kita hidup dalam pragmatisme dan keseharian. Sebagai bangsa, janganlah kita kering dari cita-cita, pemikiran besar, serta gagasan-gagasan dan idealisme itu. Masa depan kita juga tidak cerah, kalau kita tidak menjadi bangsa inovatif, yang terus menyampaikan pikiran-pikiran besar. Mengubah mimpi menjadi kenyataan. Kita juga tidak akan maju dan kalah, kalau kita tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Di atas segalanya, menyangkut Visi Indonesia 2030, kita juga tidak akan dapat mewujudkan cita-cita besar itu, kalau kita tidak bersatu, tidak berjuang bersama untuk membangun hari esok kita. 


Selaku kepala negara, saya menyerukan kepada seluruh komponen bangsa, mengajak sebanyak mungkin anak-anak bangsa kita, untuk menggagas dan mengkontruksikan masa depan negara kita. Marilah kita melibatkan sebanyak mungkin generasi muda karena masa depan sesungguhnya adalah milik mereka semua. Tetapi yang saya harus sampaikan ini meskipun kita tahu tidak pernah ada jalan yang lunak untuk mencapai cita-cita yang besar, tetapi marilah kita yakinkan diri kita. Jika bangsa lain dapat maju, Indonesia pasti bisa maju, Insya Allah.


Ini kesempatan yang baik, kalau saya boleh sedikit menyampaikan catatan-catatan kecil saya terhadap gagasan Indonesia Forum yang menggagas Visi Indonesia 2030 saya ingatkan kembali bahwa negara kita sesungguhnya juga telah memiliki semacam visi masa depan kita yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 yang berjudul Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. Tidak hendak untuk membanding-bandingkan, karena saya yakin banyak kandungan yang sama, semangatnya sama, tujuan yang sama, dan dua-duanya mengundang kebersamaan dan kerja keras kita semua. 


Yang perlu saya garis bawahi, pemikiran dari Indonesia Forum adalah bahwa Visi Indonesia, berarti Indonesia masa depan yang kita tuju, yang hendak kita wujudkan tahun 2030 adalah negara maju yang unggul dalam pengelolaan kekayaan alam. Dikatakan ada 4 sasaran utama, empat capaian utama, yang sempat saya catat. 

Pertama, Indonesia ingin menjadi negara ekonomi besar, big five negara ekonomi besar dan dengan pendapatan disebutkan dengan 18 ribu perkapita. 

Kedua, pengelolaan kekayaan alam dilakukan dengan mempertahankan keberlanjutannya, sustainability. Saya senang dengan rumusan ini, karena kalau tidak sustainable kita mengelola kekayaan alam kita, masa depan kita tidak akan bertambah cerah, barangkali akan makin gelap. 


Ketiga, diingatkan kepada kita bahwa yang hendak dituju adalah kualitas hidup modern yang merata, self growth. Dalam banyak kesempatan, saya mengingatkan kita semua, bahwa yang kita tuju bukan hanya pertumbuhan ekonomi semata, tetapi growth with equity, pertumbuhan disertai pemerataan. 


Oleh karena itu, growth must be inclusive, growth must be broad based, growth must be just dengan rumusan ini mudah-mudahan apa yang hendak kita tuju bisa diwujudkan. Keempat, dari sisi dunia usaha, Forum Indonesia mencita-citakan memimpikan pada tahun 2030, ada 30 perusahaan Indonesia yang masuk menjadi four to five hundred companies.

Untuk mewujudkan cita-cita maha besar itu, dari tujuan yang luar biasa itu ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan, yang tadi ingin mendayagunakan potensi yang kita miliki, baik itu modal manusia,human capital, modal alam dan fisik, dan juga modal sosial. Saya garis bawahi, modal sosial ini karena bagaimanapun, kalaupun kita punya banyak sekali potensi, kalau tidak disinergikan, tidak disatukan energi itu, tidak akan pernah menjadi kekuatan yang dahsyat untuk mencapai tujuan yang kita hendak capai. 

Dari catatan saya ada beberapa imperatif yang dipersyaratkan sebenarnya oleh Yayasan Indonesia Forum, yang ingin dibangun adalah ekonomi, berbasis keseimbangan pasar terbuka, open market, kemudian meniscayakan pembangunan yang integrated, yang memadukan sumber daya alam, manusia, modal dan teknologi serta kemudian mengingatkan bahwa perekonomian waktu itu tahun 2030, barangkali perekonomian yang benar-benar berintegrasi dengan kawasan dan dunianya. Dan yang terakhir, diperlukan konsensus masyarakat dan kerekatan sosial atau social cohesion. Dari itu semua, saya yakin kita akan dapat memberikan telaahan, kritik, masukan, dan rekomendasi. 


Saya berpendapat, harus terbuka pikiran dari Yayasan Indonesia Forum ini, dengan demikian pada saatnya nanti akan dapat diwujudkan sesuatu yang dibicarakan secara bersama di dalamnya. Ada semacam konsensus di antara kita yang menghendaki Indonesia kita menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pertama-tama saya berpesan terhadap semuanya itu, buatlah pemikiran ini sebagai pemikiran terbuka. Memang cukup berani Indonesia Forum mentargetkan tahun 2030 untuk Indonesia menjadi ekonomi nomor 5 besar tadi.

Saya membaca Saudara-saudara, memang tahun 2004 akhir ada sebuah telaahan yang mengatakan formasi kemajuan ekonomi bangsa-bangsa, itu konon di depan ada Jepang, Amerika, dan Uni Eropa, formasi di belakangnya ada India dan China dan beberapa negara yang lain. Konon katanya dalam buku itu, Mapping the Global Future Indonesia lapis berikutnya lagi setelah India dan China. 

Tulisan yang lain mengatakan the emerging power, emerging market, emerging economic adalah yang disebut dengan BRIC, Brazilia, Russia, India, China, tetapi ada lagi tulisan dari UBS saya kira yang berjudul The Essential, yang terbit pada tahun ini. Dikatakan di situ, memang ada optimisme bagi bangsa kita. 

Karena sangat mungkin Indonesia disitu, dikatakan pada tahun 2025, menurut Essential akan menjadi kekuatan ekonomi nomor 7 di dunia, yang pertama dikatakan di situ China, yang kedua Amerika Serikat, yang ketiga Uni Eropa, yang keempat India, yang kelima Jepang yang keenam Brasilia, yang ketujuh Indonesia setelah itu ada Jerman, Inggris dan lain-lain. 

25 tahun kemudian, 2050 konon menurut buku itu bergeser lagi Big The G5 atau G-Five itu, yang pertama tetap China, yang kedua India, yang ketiga Amerika Serikat, yang keempat Uni Eropa, yang ke lima Indonesia, Jepang, Brazilia setelah kita. 

Di situ dikatakan mengapa ada estimasi besar seperti itu, dikaitkan dengan potensi ekonominya,the geography, the size of population, trennya dan lain-lain, sampailah pada kesimpulan seperti itu. 

Tetapi itu 2050, yang saya pikirkan barangkali kalau semua imperatif, pekerjaan rumah yang kita lakukan tadi dilaksanakan, sangat boleh jadi, kita menempati posisi terhormat seperti itu. Tetapi Indonesia Forum men-challenge dan merasa yakin diri kita lebih cepat 20 tahun dari yang diramalkan oleh yang lain, silakan dikritisi nanti, apakah itu realistik, ya atau tidak, tapi yang jelas tentu ada alasan yang dapat dijadikan landasan diterimanya alasan yang tadi disampaikan oleh Indonesia Forum untuk mencanangkan 2030 sebagai tahun baik bagi Indonesia.

Namun dari segalanya itu, saya memberikan apresiasi terhadap pemikiran strategis ini dan memang Saudara-saudara ketahui setelah mendengar ini nanti ada komentar, wah ini mimpi ni ye. Inilah bangsa yang besar dan maju adalah bangsa yang bisa menciptakan mimpinya menjadi kenyataan. Tetapi kalau saya boleh memberikan apresiasi dengan pikiran yang positif sebagai satu exercise besar oleh kita, dari kita, dan untuk kita, di masa yang jauh ke depan. Setelah kita pahami garis besar atau esensi dari Visi Indonesia 2030 yang digagas oleh Indonesia Forum, saya hanya ingin mengingatkan kembali Undang-Undang Nomor17 Tahun 2007. 

Undang-Undang adalah produk Pemerintah dan DPR RI, tetapi maksudnya inilah produk negara. Negara memang harus punya visi. Negara harus punya tujuan. Melangkah kemana dalam 20, 30 tahun dari sekarang, yang Undang-Undang itu menjadi tuntunan dan rujukan dalam perencanaan pembangunan nasional kita. 

Visi Indonesia Tahun 2025 katakanlah begitu menurut Undang-Undang kita ini, adalah Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Belum mengatakan maju dan unggul di sini dielaborasi mandiri, maju, adil, dan makmur.

Kalau Indonesia Forum menetapkan misi kita menuju ke situ, maka dalam Undang-Undang yang kita miliki ada delapan langkah yang meski kita lakukan dari sekarang sampai 2025, yaitu pertama, langkah-langkah bersama mewujudkan masyarakat yang bermoral, berbudaya, dan beradab. Civilized disini menjadi sasaran pertama berdasarkan Falsafah Pancasila, begitu yang kita tuangkan dalam Undang-Undang kita. 

Kedua, di berbagai kesempatan, saya mengingatkan freedom, rule of law and tolerance itu harus duduk bersama, kalau itu duduk bersama demokrasi yang akan mekar dan tumbuh tentu adalah demokrasi yang mengandung harmoni di dalamnya. 

Ketiga, Indonesia yang aman, damai, dan bersatu. Saya menggaris bawahi bersatu dari Undang-Undang kita. Berikutnya lagi, pemerataan pembangunan yang berkeadilan. Ini koreksi atas banyak hal yang terjadi di waktu yang lalu. 

Pengalaman negara-negara lain, juga kalau growth hanya for the side of growthtidak disertai dengan pemerataan, akan mendatangkan keburukan, kesenjangan, konflik, dan lain-lain. Kemudian Indonesia yang asli dan lestari, maksudnya adalah yang bisa memelihara kesinambungan, berkelanjutan, sustainability dari pembangunan kita. Di era sekarang ini, makin berkumandang di tingkat dunia, kesadaran bersama utuk mengatasi global warming, climate change yang berubah banyak sekali tatanan di belahan bumi. 

Saya kira kalau kita sadar dan kita menjadi bagian dari itu, saya kira langkah yang paling tepat. Indonesia sebagai negara kepulauan yang mandiri, maju dan kuat, maksud dari Undang-Undang adalah mengingatkan tentang bentuk geografi kita, wilayah kita. Dan yang terakhir Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia. Itu adalah yang tertuang dalam Undang-Undang kita. Kita harus menata kembali negeri kita setelah krisis. Membangun, memajukan, seraya mempertahankan partisipasi dan kontribusi kita dalam hubungan antar bangsa. 

Kemudian kalau boleh saya simpulkan apa yang ada dalam Undang-Undang kita No.17 yang disitu memang diakhiri dengan kunci keberhasilan, sama dengan tadi di Yayasan forum. Kunci keberhasilannya apabila ada komitmen dari kepemimpinan nasional kita semua. Untuk mencapai semuanya itu, ada konsistensi kebijakan dari periode ke periode. Regularitas demokrasi meniscayakan lima tahun, ada konsistensi dan kesinambungan tiap-tiap lima tahun. Keberpihakan kepada rakyat harus kuat, bukan rakyat untuk pembangunan, tetapi pembangunan untuk rakyat. Dan akhirnya diperlukan peran serta masyarakat dan dunia usaha. Itu adalah empat kunci keberhasilan yang ada dalam Undang-Undang kita, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007. 

Dari semuanya ini, saya melihat bahwa ada titik temu, ada kesamaan, ada kesepadanan diantara kedua gagasan ini, visi 2030 dan visi 2025 yang tertuang dalam Undang-Undang kita. Barangkali Undang-Undang kita memberikan cakupan yang lebih luas, lebih komprehensif, sedangkan visi 2030 nampak tadi bahwa tekanannya adalah pada tampilan, kinerja, kemajuan ekonomi, yang tentunya juga berdampak pada kesejahteraan. 

Dari semuanya itu, pada kesempatan yang membahagiakan ini, terakhir dari apa yang saya sampaikan adalah mari kita menjawab pertanyaan kritis yang hendak saya sampaikan ini. Dapatkah kita mewujudkan Visi Indonesia sebagaimana yang disampaikan tadi, 2030 menurut Indonesia Forum, maupun 2025 menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional kita? Kemudian pertanyaan kritis kedua, apakah langkah kita ke depan sebagai bangsa? Dapatkah kita berarti menguji keyakinan kita, dan kemudian apabila kita yakin atau membuat untuk yakin itu tercapai, tentu ada langkah-langkah besar yang harus kita lakukan secara bersama. Saya punya keyakinan Saudara-saudara, dalam abad ke 21 ini, Indonesia akan mampu menjadi negara maju dan sejahtera. 

Maju dalam arti self generating nation. Maju karena memiliki daya saing,competitiveness, memiliki productivity mengelola semua yang dimiliki potensinya untuk mencapai tujuan. Sebuah pertumbuhan yang sustainable dalam jangka pendek, jangka menengah, barangkali bagi ekonomi saya kira sudah sangat mengetahui pertumbuhannya. 

Sering kita maknai atau kita lihat dari sisi demand, apakah konsumsi kita, investasi kita, pengeluaran Pemerintah kita dan ekspor bersih kita bisa terus meningkat sehingga pertumbuhan meningkat? Tapi dalam jangka panjang saya punya keyakinan, bangsa yang akan tumbuh dansustainable adalah bangsa yang memiliki human capital dan teknologi yang tinggi, productivity menjadi sangat penting. 

Oleh karena itu, dalam bayangan saya, Indonesia yang maju adalah self generating nations karena competitiveness, karena productivity, dan karena kemampuan teknologinya untuk mendayagunakan yang kita miliki, termasuk sumber daya alam yang ada di negeri kita. Saya punya keyakinan abad 21 ini, 100 tahun ke depan, kita lihat tonggaknya dimana nanti, kita akan bisa mewujudkan cita-cita dan tujuan yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang menjadi cita-cita dari para Pendiri Republik. 

Mengapa kita perlu yakin Saudara-saudara, paling tidak mengapa saya meyakini? 

Pertama, saya ingin menyampaikan kalau kita melihat lintasan, perjalanan, dan pelajaran sejarah kita memungkinkan untuk itu. Kalau kita ingin mengkontruksi masa depan kita 100 tahun ke depan, baik kalau kita melihat kembali perjalanan bangsa kita 100 tahun ke belakang. 

Dengan demikian, kita akan paham, sejauh mana bangsa kita ini dalam perjalanan panjangnya, mungkin di sini kemampuan dan ketangguhan tertentu untuk mengatasi masalah dan mewujudkan cita-citanya. Yang kedua, di samping perjalanan sejarah dengan pelajaran-pelajaran besar, mengapa saya yakin? Kita semua tahu negeri kita memiliki modal dan potensi nasional yang besar. Yang ketiga, trend perkembangan negara kita pun minus diskontinuitas, minus shocks, minus kemunduran-kemunduran disana-sini, trend line positive dari periode ke periode. 

Dan yang keempat, mengapa saya yakin? Ada peluang di depan kita, baik secara nasional, maupun sebagai bagian dari proses hubungan antar bangsa kita, regional maupun global. Dari empat tinjauan itu, saya memiliki keyakinan bahwa abad 21 ini kita akan dapat mewujudkan, baik yang disampaikan Indonesia Forum, maupun yang saya sampaikan tadi sesuai Undang-Undang yang kita miliki. Yang saya maksudkan dengan pelajaran besar dari sejarah kita adalah, menurut pendapat dan penilaian saya, bangsa kita selalu dapat mengatasi persoalan bangsa sepanjang sejarahnya, termasuk krisis, dan kemudian melangkah ke depan melanjutkan perjalanannya. 

Memang kalau kita kembali sedikit pada kebangkitan era modern di dunia ini, era modern dunia itu dipercayai mulai abad ke-18, terutama setelah kita menyaksikan di dunia, bukan kita menyaksikan paraFounding Fathers kita, revolusi-revolusi besar, revolusi Perancis, revolusi Industri, revolusi di Amerika sebelumnya. Kebangkitan bangsa kita agak memang terlambat dibandingkan negara-negara maju. Meskipun sesungguhnya pada abad 19 ekonomi kita sudah berintegrasi dengan ekonomi global, pada masa Hindia Belanda, tetapi pemerintah penjajah waktu itu, dengan kontrolnya yang kuat memang tidak membuka peluang, kita sendiri yang bisa mengintegrasikan dari semuanya itu. 

Kecuali setelah abad 20, 1908 dan periode-periode seterusnya, setelah ada Kebangkitan Nasional, maka kita mufakat bahwa ternyata, ketangguhan dan kemampuan kita sebagai bangsa mengatasi masalah-masalah besar, memproklamirkan kemerdekaan dan periode terus dan seterusnya, telah diuji dalam sejarah dan itu memang memiliki kemampuan yang kita banggakan. Jika bangsa kita mampu mengatasi krisis dan berbuat sesuatu untuk masa depan, kita lihat revolusi kemerdekaan, survive kita. Kita atasi dan kita melangkah maju. 

Era Pemerintahan Presiden Soekarno, bukan main persoalan yang dihadapi, kita atasi, krisis dilampaui dan maju. Era Pemerintahan Presiden Soeharto, banyak masalah-masalah dan akhir pemerintahan itu juga ada krisis, tapi juga ada kemajuan dari bangsa ini, oleh anak bangsa yang mencapainya. 

Dari itu semua, saya percaya Saudara-saudara, di era reformasi ini meskipun banyak sekali masalah yang juga kita hadapi, pada saatnya kita akan keluar dari semuanya ini, akan kita atasi semua krisis dan kita lampaui dan kemudian kita, sebagaimana generasi-generasi sebelumnya akan dapat melakukan kebaikan dan kemajuan untuk bangsa dan negara kita. Ini alasan saya bahwa kita patut memiliki keyakinan untuk bisa mencapai tujuan-tujuan itu. 

Yang penting Saudara-saudara, semua imperatif, semua keharusan, baik yang ada dalam tulisan Indonesia Forum, Visi Indonesia 2030, maupun dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 haruslah kita jalankan dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, dengan keyakinan dan ingatan untuk kita semua seperti itu, saya meminta pada Yayasan Indonesia Forum dan segenap komponen bangsa yang ikut berperan merumuskan Visi Indonesia 2030 ini untuk meneruskan prakarsa dan kegiatan ini. 

Teruskan langkah-langkah positif, langkah-langkah positif dari manapun komponen bangsa ini, orang seorang, kelompok, dan siapapun selalu ada manfaatnya. Dan apabila kita menyambutnya dengan pikiran terbuka, meskipun juga bisa memberikan kritik dan yang baik kita jadikan betul untuk mengubah masa depan kita, saya yakin akan banyak yang dapat kita lakukan pada periode ini dan pada periode-periode berikut lagi. 

Tuhan tidak akan mengubah nasib dan masa depan Indonesia, kecuali dengan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, kita sendiri yang mengubahnya. 

Dan akhirnya Saudara-saudara, saya titip satu, barangkali kata-kata bijak pemberi semangat, sebagai apresiasi saya terhadap Indonesia Forum hari ini dalam bahasa Inggris yang nanti akan saya sadur secara bebas, yang mengatakan demikian, no challenge is to create, by sharing a common understanding we build brigdes, by carrying today we invest in tomorrow, and by working together we do make a difference. 

Dalam saduran bebas saya adalah, tiada tantangan yang terlalu besar untuk kita atasi dengan menyatukan kesadaran dan pemikiran kita, kita membangun jembatan menuju masa depan. Dengan memelihara dan mengelola apa yang kita miliki, hari ini, today, kita menanam dan mempersiapkan hari esok, tomorrow. 

Dan dengan bekerja dan melangkah bersama, kita mengubah negeri kita, make it different, mengubah masa depan yang kita cita-citakan bersama.


Selasa, 19 Juni 2007, SETNEG

Minggu, 17 Agustus 2008