Rabu, 03 September 2008

Tahun 2030 Indonesia Capai 5 Besar Dunia

Visi Indonesia 2030: Pendapatan Per Kapita 20.000 Dollar AS

Indonesia pada abad ke-21 akan mampu menjadi negara maju dan sejahtera. Indonesia menjadi bangsa yang mandiri, produktif, memiliki daya saing, serta mampu mengelola seluruh kekayaan alam dan sumber daya lainnya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

“Saya punya keyakinan, 100 tahun ke depan kita bisa mewujudkan cita-cita dan tujuan dalam Pembukaan UUD 1945. Mengapa kita perlu yakin? Kalau lihat lintasan perjalanan sejarah kita, itu memungkinkan. Jika kita ingin merekonstruksikan masa depan kita 100 tahun ke depan, mari kita lihat perjalanan bangsa 100 tahun ke belakang. Dengan demikian, kita paham perjalanan panjang sejarah untuk memiliki kemampuan dan ketangguhan dalam mewujudkan cita-cita,” ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (22/3). 

Pernyataan Presiden Yudhoyono ini disampaikan menanggapi kerangka dasar Visi Indonesia 2030 yang diluncurkan resmi di Istana Negara, Jakarta. Kerangka dasar Visi Indonesia 2030 disampaikan Ketua Yayasan Indonesia Forum Chairul Tanjung dalam acara yang dihadiri ratusan undangan yang berlatar belakang beragam, mulai dari pemimpin lembaga tinggi negara, menteri kabinet, pengusaha, pengamat, praktisi pers, budayawan, dan kepala daerah. 

Hanya kerangka Visi Indonesia 2030, menurut Chairul, hanya kerangka dasar yang perlu ditanggapi dan diberi masukan oleh berbagai elemen bangsa lainnya. Visi Indonesia 2030 itu mempunyai empat pencapaian. Pertama, Indonesia akan masuk dalam lima besar kekuatan ekonomi dunia dengan tingkat pendapatan per kapita sebesar 20.000 dollar Amerika Serikat (AS) per tahun. Ini berarti Indonesia berada di posisi setelah China, India, AS, dan Uni Eropa.

“Kedua, tahun 2030, sedikitnya 30 perusahaan Indonesia masuk daftar 500 perusahaan besar dunia. Ketiga, adanya pengelolaan alam yang berkelanjutan dan keempat, terwujudnya kualitas hidup modern yang merata,” ujar Chairul. 

Menurut Chairul, saat ini Indonesia berada pada kelompok negara berpendapatan menengah ke bawah. Posisi ini akan bertahan hingga tahun 2015. Setelah itu, Indonesia masuk sebagai negara berpendapatan menengah ke atas.

“Industrialisasi menjadi katalisator akumulasi modal menuju negara maju dengan kontribusi terbesar dari sektor jasa,” paparnya. 

Visi Indonesia 2030 mengasumsikan pencapaian itu terealisasi jika pertumbuhan ekonomi riil rata-rata 7,62 persen, laju inflasi 4,95 persen, dan pertumbuhan penduduk rata-rata 1,12 persen per tahun. Pada 2030, dengan jumlah penduduk sebesar 285 juta jiwa, produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 5,1 triliun dollar AS. 

Namun, untuk mewujudkan visi itu, Yayasan Indonesia Forum mensyaratkan utama tercapainya tiga keharusan. 

Pertama, ekonomi berbasis keseimbangan pasar terbuka dengan dukungan birokrasi yang efektif. 

Kedua, adanya pembangunan berbasis sumber daya alam, manusia, modal, serta teknologi yang berkualitas dan berkelanjutan. 

Ketiga, perekonomian yang terintegrasi dengan kawasan sekitar dan global.

Untuk mencapai visi itu, menurut Chairul, harus ada sinergi tiga kelompok, yaitu wirausaha, birokrasi, dan pekerja pula.

“Sinergi ini mengarah pada peningkatan daya saing global perekonomian Indonesia,” ujarnya. 

Sinergi itu, tambah Chairul, membutuhkan kontrak sosial baru sebagai perwujudan komitmen bersama untuk maju. “Satu dimensi penting kontrak sosial baru adalah kepastian hukum dan kepastian usaha. Untuk itu, pemberantasan korupsi serta pembenahan sistem dan aparat penegak hukum perlu dilanjutkan,” tuturnya. 

Yayasan Indonesia Forum merupakan organisasi yang dimotori Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dan kajiannya dilakukan sejumlah lembaga penelitian universitas di Indonesia dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Menurut Presiden Yudhoyono, Visi Indonesia 2030 itu bisa saja dianggap sebuah mimpi, tetapi jangan malu dengan mimpi itu. “Sebab, bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menciptakan mimpi dan mewujudkannya dalam realitas,” ujar Presiden. Presiden Yudhoyono menambahkan, Visi Indonesia 2030 merupakan wujud kesadaran dan kepedulian anak bangsa untuk lebih memajukan dan menyejahterakan seluruh rakyat. 

(har)