Indonesia 2015
~Kakek Karsan sedang menangkap ikan gurame~
"Indonesia harus bisa menghasilakan produksi ikan 100 Juta Ton per tahun"
*Visi Tahun 2020*
Tahun 2015 Indonesia ditargetkan sebagai penghasil ikan terbesar di dunia, mengingat potensinya ada dan memungkinkan.
Indonesia merupakan negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia. Sayangnya bangsa Indonesia belum memanfaatkan secara maksimal potensi yang ada.
''Indonesia punya potensi produksi perikanan terbesar di dunia sekitar 65 juta ton per tahun dan baru 20%-nya yang dimanfaatkan,'' kata Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dhanuri, MS. Guru besar Fakultas Pertanian dan Ilmu Kelautan IPB
Mengenai bagaimana hal itu dapat terealisasi, tergantung pada Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Provinsi DIY.
''Indonesia punya potensi produksi perikanan terbesar di dunia sekitar 65 juta ton per tahun dan baru 20%-nya yang dimanfaatkan,'' kata Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dhanuri, MS. Guru besar Fakultas Pertanian dan Ilmu Kelautan IPB
Mengenai bagaimana hal itu dapat terealisasi, tergantung pada Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Provinsi DIY.
Penegasan tersebut disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY, Ir. Titik Sugiarto ketika membuka Sarasehan Percepatan Produksi Ikan bagi Pokdakan se Provinsi DIY, di ruang Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan, Jalan Sagan, Kotabaru Yogyakarta.
Didampingi Kepala Bidang Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Ir. Sunardi, lebih lanjut Titik mengemukakan, target tersebut dapat dipenuhi mengingat sektor perikanan budidaya dapat diperbaharui sedangkan perikanan laut tidak.
Bahkan untuk penangkapan ikan di laut juga dibatasi.
“Saat ini perikanan budidaya penyumbang produksi 95% ikan di Indonesia, sedang 5% lainnya dari sektor kelauatan,” jelasnya.
Terkait dengan target perikanan budidaya tersebut, saat ini kata Titik, DIY baru bisa mengasilkan produksi sekitar 93 ribu ton pada akhir tahun 2010.
Hal itu dapat dicapai jika pembudidaya ikan lama dan pemula bersinergi dengan pemerintah bekerja keras untuk mengembangkan dan meningkatkan produksi.
“Hal ini dapat kita wujudkan dengan merubah pola pikir para petani pembudidaya ikan dengan memberikan pengetahuan ketrampilan yang cukup bagi petani, termasuk teknologi bagi pembudidaya.
Sebab kalau kita hanya mengandalkan kepada para pembudidaya lama, paling-paling hanya dapat meningkat menjadi 3 ribu ton, Maka harus ada upaya ekstensifikasi budidaya dan peningkatan bagi pembudidaya pemula,” ujar Titik.
Untuk memenuhi target sebesar 93 ribu ton pada tahun 2010 nanti, Dinas Kelautan dan Perikanan melaksanakan program yang gila, artinya tidak hanya berlari untuk mengejar kekurangan namun harus melompat untuk meningkatkan target yang besar itu.
Untuk mencapai program yang gila tersebut kata Titik, telah dimulai dengan budidaya lele lahan pasir dengan terpal/plastik. “Prosentasinya nanti 60% lele, 20% gurami,,dan 20% nila.
Sedang target produksinya Kabupaten Sleman 30%, Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul masing-masing 20%, serta 10% untuk Kota Yogyakarta,” tandas Titik.
Sedang target produksinya Kabupaten Sleman 30%, Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul masing-masing 20%, serta 10% untuk Kota Yogyakarta,” tandas Titik.
Menyinggung ketersediaan lele di DIY, Titik merasa prihatin. Sebab dari kebutuhan lele sekitar 12 ton pembudidaya hanya mampu menyediakan 4 ton, sementara 8 ton sisanya harus mendatangkan dari luar wilayah DIY seperti Boyolali dan daerah lain setiap harinya.
Padahal 5 tahun lalu pembudidaya perikanan lele di Boyolali belajarnya di DIY, tetapi berbicara soal produksi pembudidaya ikan lele DIY saat ini kalah dengan Boyolali.
Pasalnya para petani pembudidaya di DIY gampang merasa puas jika sudah berhasil, tanpa mau meningkatkan pengetahuan teknologi, tidak seperti daerah lain yang terus meningkatkan produksinya dengan sentuhan teknologi. “Untuk itu saya minta para petani/pokdakan jangan terlena, setelah berhasil puas begitu saja, tanpa meningkatkan produksi.
Akhirnya kejadian seperti sekarang ini, Boyolali menjadi pemasuk lele DIY ya terjadi. Yang lebih mengherankan lagi dahulu Purwokerto itu belajar budidaya di Jogja, tetapi sekarang justru sebaliknya, Purwokerto menjadi pemasuk indukan dan telur gurami bagi DIY. Karena apa, karena petani pembudidaya kita cepat puas,padahal kalau kita cepat puas itu tidak akan maju,” tegas Titik sembari memberikan contoh nyata.
Dalam kegiatan Sarasehan Percepatan Produksi Ikan Bagi Pokdakan, berhasil dibentuk Forum Silaturahmi Pokdakan (FSP) se DIY dengan Susunan Pengurus, Ketua Ing. Sutiono dari Kota Yogyakarta, Wakil Ketua Saptono dari Sleman, Sekretaris I. Bagus Wasito, Msi dan Sekretaris II Suhardi dari Pokdakan Argomino,Nanggulan Kulonprogo. Sedang Bendahara I. Sukardjo dari Bantul, dan Bendahara II Sugiyatno dari Kabupaten Gunungkidul, yang dibantu beberapa bidang.
Tujuan dibentuknya FSP dalam rangka menjembatani pokdakan menghadapi berbagai permasalahan untuk dicarikan solusi di dinas instansi terkait dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berapa kira-kira nilai potensi perikanan Indonesia pada 2012?
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo, menyatakan, nilai nominalnya sekitar Rp 57,69 triliun, alias setara 6,48 persen PDB 2012, sedangkan nilai aktivitas ekonominya sekitar Rp255,3 triliun.
Tahun 2015 kita harus bisa mencapai angka nominal Rp. 100 Triliun, dan nilai aktivitas ekonominya harus menyentuh angka Rp. 500 Triliun.
Strategi:
1. Pembangunan Desa Sentra Ikan:
Visi: Memproduksi 10.000 Ton Ikan/Tahun
2. Pembangunan Kota Minapolitan:
Industri Perikanan dan Turunanya, Target Pengembangan 1000 Kota Minapolitan.
3. Modernisasi Alat Tangkap Ikan Para Nelayan Tanah Air
Target 1 Orang Nelayan Mampu Menangkap Ikan Sebanyak 1 Ton/Hari
4. Optimalisasi dan Pengembangan Perikanan Tambak, dan Budidaya Ikan Laut Dangkal
Target pembangunan wilayah tambak dan budidaya ikan laut dangkal mencapai 10.000 Titik.
Indonesia Bisa!
Sumber:
Antara
Kar
Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia
Foto: Arip Nurahman di desa Bangunharja, Cisaga-Ciamis, Jawa Barat.
Pasalnya para petani pembudidaya di DIY gampang merasa puas jika sudah berhasil, tanpa mau meningkatkan pengetahuan teknologi, tidak seperti daerah lain yang terus meningkatkan produksinya dengan sentuhan teknologi. “Untuk itu saya minta para petani/pokdakan jangan terlena, setelah berhasil puas begitu saja, tanpa meningkatkan produksi.
Akhirnya kejadian seperti sekarang ini, Boyolali menjadi pemasuk lele DIY ya terjadi. Yang lebih mengherankan lagi dahulu Purwokerto itu belajar budidaya di Jogja, tetapi sekarang justru sebaliknya, Purwokerto menjadi pemasuk indukan dan telur gurami bagi DIY. Karena apa, karena petani pembudidaya kita cepat puas,padahal kalau kita cepat puas itu tidak akan maju,” tegas Titik sembari memberikan contoh nyata.
Dalam kegiatan Sarasehan Percepatan Produksi Ikan Bagi Pokdakan, berhasil dibentuk Forum Silaturahmi Pokdakan (FSP) se DIY dengan Susunan Pengurus, Ketua Ing. Sutiono dari Kota Yogyakarta, Wakil Ketua Saptono dari Sleman, Sekretaris I. Bagus Wasito, Msi dan Sekretaris II Suhardi dari Pokdakan Argomino,Nanggulan Kulonprogo. Sedang Bendahara I. Sukardjo dari Bantul, dan Bendahara II Sugiyatno dari Kabupaten Gunungkidul, yang dibantu beberapa bidang.
Tujuan dibentuknya FSP dalam rangka menjembatani pokdakan menghadapi berbagai permasalahan untuk dicarikan solusi di dinas instansi terkait dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berapa kira-kira nilai potensi perikanan Indonesia pada 2012?
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo, menyatakan, nilai nominalnya sekitar Rp 57,69 triliun, alias setara 6,48 persen PDB 2012, sedangkan nilai aktivitas ekonominya sekitar Rp255,3 triliun.
Tahun 2015 kita harus bisa mencapai angka nominal Rp. 100 Triliun, dan nilai aktivitas ekonominya harus menyentuh angka Rp. 500 Triliun.
Strategi:
1. Pembangunan Desa Sentra Ikan:
Visi: Memproduksi 10.000 Ton Ikan/Tahun
2. Pembangunan Kota Minapolitan:
Industri Perikanan dan Turunanya, Target Pengembangan 1000 Kota Minapolitan.
3. Modernisasi Alat Tangkap Ikan Para Nelayan Tanah Air
Target 1 Orang Nelayan Mampu Menangkap Ikan Sebanyak 1 Ton/Hari
4. Optimalisasi dan Pengembangan Perikanan Tambak, dan Budidaya Ikan Laut Dangkal
Target pembangunan wilayah tambak dan budidaya ikan laut dangkal mencapai 10.000 Titik.
Indonesia Bisa!
Sumber:
Antara
Kar
Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia
Foto: Arip Nurahman di desa Bangunharja, Cisaga-Ciamis, Jawa Barat.